RESUME KE 24 KEGIATAN BELAJAR MENULIS PGRI GEL. 27

 

"MENULIS DI KALA SAKIT"

Suara dari sang Guru inspirative

Pertemuan Ke   : 24

Hari/Tanggal      : Jum'at, 24 Oktober 2022

Tema                 : Menulis di kala sakit

Moderator          : Raliyanti

Narasumber       : Suharto, M.Pd

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah. Bahagia rasanya malam ini saya berkesempatan kembali menemani bapak ibu di bloger ini dalam pelatihan menulis yang diselenggarakan oleh Kogtik PGRI. Semoga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dan tetap semangat dalam menjalankan rutinitas kita sehari hari.

Baik bapak ibu peserta belajar menulis PGRI, mengawali resume saya kali ini saya perkenalkan dulu moderator yang membawakan pertemuan ke 24 kali ini, beliau adalah Raliyanti dan narasumber kita kali ini adalah Suharto, M.Pd.

Seseorang yang karena kecintaannya pada dunia tulis menulis membuat hidupnya lebih berkah. Kesehatan yang sempat luput dalam hidupnya berangsur kembali, salah satunya karena keajaiban dari menulis. Ya… beliau tetap menulis walau pun dalam keadaan sakit.

Sakit yang membuatnya lumpuh bukan halangan untuk terus berbagi dan menginspirasi. Seorang yang tekun belajar walau pun dalam keadaan sakit dan tetap berpikir bagaimana dengan kondisinya saat ini beliau masih bisa bermanfaat bagi orang lain…beliau adalah Bapak Suharto, M.Pd. atau Cing Ato, demikian biasanya beliau disapa. Seorang guru di MTsN 5 Jakarta. Alhamdulillah,  masih aktif mengajar dan terus berkarya menerbitkan buku. Beliau merambah pula ke dunia desain cover buku. Youtuber juga… Kereenn…di bawah ini adalah profilnya!!!!!!

MATERI

Cing Ato termasuk orang yang tidak bisa menulis, sehingga menjadi guru sudah puluhan tahun tidak ada karya tulis yang dihasilkan.

Cing ato menulis berawal karena butuh sebuah karya tulis, baik yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah. Kebetulan beliau seorang ASN. Dahulu kenaikan pangkat sangat mudah. Namun, ketika Cing ato berada pada golongan III.d. dan ingin naik golongan ke IV.a. persyaratan wajib harus mempunyai karya tulis ilmiah dan buku penunjang lainnya.

Akhirnya Cian ato mencari pelatihan menulis lewat medsos (Facebook). Ketika men-scroll FB ada pelatihan di Wisma UNJ yang diselenggarakan oleh komunitas sejuta guru ngeblog (KSGN) bertemulah saya dengan orang -orang hebat. Siapa mereka? Sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu: Bang Namin, Om Jay, Om Dedi, dan yang lainnya.


Hampir tiga kali pelatihan Cing ato ikuti kegiatan KSGN. Dari sinilah, dapat kunci bagaimana caranya menulis. Pada pelatihan pertama saya dapat ilmu tentang menulis PTK. Pada pelatihan ke-2 sekitar tgl 27-29 Desember 2016 di Wisma UNJ. Dari sini dapat menulis buku Antologi perdana dengan judul Bukan Guru Biasa.



 Pada pelatihan ke-3 tentang public speaking, kebetulan salah satu materinya tentang menulis dan narasumbernya Om Jay. Dari Om Jay Cing ato menemukan kunci bagaimana menulis. Itupun disebabkan oleh bertanya kepada beliau. pertanyaannya adalah tentang bagaimana cara memulai untuk menulis? Apa yang harus ditulis? Dan bagaimana cara mengakhiri sebuah tulisan?

Yang masih diingat dari jawaban beliau, yaitu: Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis apa yang kita bisa, tulis materi yang kita kuasai, tulis apa yang kita alami, ide menulis banyak berserakan di sekitar kita, tulis dengan bahasa yang sederhana yang penting pesannya tersampaikan, dan lainnya.

Yang masih diingat dari jawaban beliau, yaitu: Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis apa yang kita bisa, tulis materi yang kita kuasai, tulis apa yang kita alami, ide menulis banyak berserakan di sekitar kita, tulis dengan bahasa yang sederhana yang penting pesannya tersampaikan, dan lainnya.



Pulang dari pelatihan menulis apa yang bisa dan alami. Hampir setiap hari menulis satu artikel.  Sambil menulis Cing ato tidak berhenti mencari Pelatihan menulis lagi lewat medsos.

Cing ato lihat ada pelatihan di daerah Cipanas Jawa barat yang diselenggarakan oleh komunitas menulis Media Guru. Beliau daftar dan pada tanggal 27-29 Desember 2017 ikut pelatihan menulis. Selama tiga hari dua malam.

Dari pelatihan ini terbitlah buku solo perdana dengan judul "Mengejar Azan" buku perdana ini kemudian Cing ato pinta teman untuk melukisnya, lalu diberikan bingkai dan diletakkan di depan meja kerja.

Sebuah kebahagiaan tersendiri buat Cing ato, bangga rasanya mempunyai buku. Teman-teman banyak yang mengapresiasi dan membeli buku perdananya.

Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tiba-tiba badai tornado meluluhlantahkan kebahagiaan. Dengan hitungan jam tubuh ini lunglai, semua syaraf mati, seluruh tubuh tidak bergerak, lidah tertarik, urat wajah pun tertarik, suara hilang, dan nafaspun tidak bisa. Akhirnya nafas dibantu oksigen dan ventilator. 1 bulan 13 hari dirawat di ruang ICU. Dengan hitungan hari tubuh yang besar lagi tingi tinggal tulang berbalut kulit. Banyak teman bilang sepertinya Cing Ato tidak ada harapan. 

Di ruang ICU tidak ada perubahan, lalu dipindah ke ruang yang lebih intensif, ruang HCU. Ditemani oleh 2 suster dan 1 dokter yang jaga. Hampir 3 bulan dirawat di ruang HCU.

Dokter sudah pesimis dan mendiagnosa bahwa Cing ato tidak akan lepas dari ventilator. Pihak rumah sakit ingin mengusir, tapi istri beliau berjuang agar tidak diusir dari rumah sakit. Istri beliau pun pinta sampai lepas ventilator boleh pulang.

Tiba-tiba pada suatu malam ventilator rusak, Cing ato sudah pasrah jika malam itu dipanggil menghadap sang maha kuasa. Ternyata pagi-pagi masih hidup. Mungkin di antara penyebab masih bernafas karena ada doa dari orang-orang saleh.

Sebenarnya jika ventilator rusak, tentu Cing ato sudah tidak ada harapan lagi untuk tinggal di dunia ini lebih lama lagi. Lebih lanjut bisa dibaca di buku" GBS Menyerangku; Kisah seorang guru bergulat dengan penyakit langkah dengan menulis".



Setelah lepas ventilator, Cing ato bisa pulang dalam kondisi memakai oksigen. Pulang dari rumah sakit masih dalam kondisi sakit. Tidak bisa bergerak. Hampir satu tahun seluruh tubuh tak bergerak, setelah itu mulai satu persatu bergerak. Hari-hari hanya terbaring di tempat tidur. Jenuh, bosan, hampir saja stress.

Ketika sedang melamun, tiba-tiba ada suara gawai istrinya yang tertinggal di rumah. Cing Ato meminta asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dada di alasi bantal lalu tempat tidurnya ditinggikan bagian kepala sehingga bisa melihat gawai.

beliau mencoba menyentuhnya, ternyata bisa. beliau sangat gembira. Ketika istri pulang ngajar langsung meminta gawai. Istrinya langsung membelikan kartu baru. Mulailah melacak Facebook, butuh waktu tiga hari baru terlacak password-nya.

Mulailah Cing ato menulis. menulis dengan satu tema, yaitu tentang motivasi hidup. Hampir setiap hari selalu menulis. Malam mencari ide dan bakda subuh menulisnya. Cing ato tidak bisa tidur kalau belum ketemu ide.

Senin sampai Jumat menulis motivasi. Sabtu dan Minggu menulis tentang apa yang sedang saya alami dan rasakan. 

Semua tulisannya di share ke Facebook. Banyak yang mengapresiasi dan menunggu tulisan berikutnya.

Tak ketinggalan pula Om Jay  sempat kaget dengan apa yang diposting/share di medsos. Om Jay vicol, padahal suara belum jelas. Om Jay mengajak untuk ikut pelatihan menulis di gelombang 8. Cing ato pun ikuti pelatihan semampunya.

Setelah mengikuti pelatihan itu ternyata Cing ato tidak lulus, Karena tidak menyetor resume. Tetapi materinya disimpan di blog dan wordpress. Setelah ada waktu senggang baru di jadikan buku.


Itulah resume para narasumber yang berhasil Cing ato kumpulkan. dan Alhamdulillah, dengan mengikuti pelatihan menulis PGRI menambah nutrisi tulisannya lebih hidup. 

Akhirnya lahirlah buku perdana ketika sakit, dengan judul GBS Menyerangku..., Secara bersamaan terbit buku kedua, judul Menuju Pribadi unggul; Seni Menata Diri. Buku ini di bawah bimbingan pak Akbar Zaenudin. Selanjutnya secara estafet terbit buku-buku yang lainnya. Seperti buku motivasi, memor, cerpen, novel Betawi, tentang menulis, dan lainnya. Sampai hari ini sudah 12 buku solo yang berhasil diterbitkan. Dan yang ke 12, yaitu Menulis di Kala Sakit.


Masih ada dua yang belum diterbitkan,  calon buku ke -13 dan 14, yaitu : Catatan harian sang guru dan catatan harian guru Blogger Madrasah.

HIKMAH DARI MENULIS DI KALA SAKIT

Dikala sakitnya Cing ato dapat memetik hikmah hidup yang sangat berarti antara lain :

1. Kedatangan para youtuber ( Chanel Akbar Zaenudin "Guru Inspiratif" dan Chanel Sutrisno Muslim "Kesempatan Kedua Mengubahku"

2. Mendapatkan Penghargaan "Pahlawan Pendidikan" dari Bang Japar Jakarta.

3. Menjadi Narasumber pelatihan menulis di  Komunitas belajar menulis di KSGN PGRI.

Bahkan baru saja sahabat literasi minta untuk mengisi kegiatan menulis di daerah NTT (AGUPENA)

Asosiasi Guru Penulis Indonesia

4. Banyak punya teman hingga banyak yang bantu menerbitkan buku

5. Banyak teman ditempat kerja yang terinspirasi membuat buku

Demikian yang dapat penulis ceritakan tentang cerita seorang yang memuliki semangat yang luar biasa dan menghasilkan karya tulis yang dapat bermanfaat bagi banyak orang "Suharto, M.Pd" atau sering disapa Cing ato. semoga dari kisah beliau ini kita makin termotivasi lagi dalam menulis sehingga pada akhirnya dapat menerbitkan karya tulis berupa buku.
Penulis tidak lupa mengucapkan permohonan maaf yang sebesar - besarnya kepada Ciang ato khususnya dan para pembaca bloger ini umumnya kalau cerita yang saya tulis ini ada yang masih kurang tepat atau ada cerita yang tidak benar. akhirul kalam

wabillahitaufik walhidayah wassalamualaikum wr.wb.


Komentar

  1. Pak lalu resume yang cakep, semangat terus ayo nulis lagi di Kompasiana

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Ke 1. Belajar Menulis PGRI Gel.27

RESUME KE 2. BELAJAR MENULIS PGRI GEL.27

RESUME KE 18 KEGIATAN BELAJAR MENULIS PGRI GEL 27